1


Hanya kata sepatah dua patah, selintas tak perlu ditanggap hati. Sungguhpun tak berarti bukan berarti tak berisi. Penting atau tidak toh terlanjur tertulis,tak salah juga sedikit dinikmati.

..

Menantikan Remuk

Jumat, 27 November 2009

pada usia kita yang terus lanjut cerita tentang dunia yang keji tak terperi
belum juga tamat. kita memikirkan itu sampai muak, sampai
mengendap segala tumpah gelisah dan amarah yang payah, yang membusuk
tak keruan seperti bangkai besar yang dimangsa kematian tak terkira

waktu membuat kita mengeras, sebagaimana peperangan hanya menyanyikan kematian
dan tangisan. peluru dan mesiu yang bisu bersarang di pupil matamu. bagaimana kita
tahu cara mengeja keabadian? bumi mengandung kemarahan di hari tuanya. kandungannya
mengerang, memuntahkan maut berbisa dan darah yang menggeliat. menggeliat!

kesakitan diolah setiap hari. duka dimasak setiap pagi. kematian menjadi akhir sebuah janji.
ingatkah kamu yang kita catat di buku sekolah tempo dulu?
sejarah tak dapat mati dan berganti, namun ia dinodai setiap kali.

katakan. bagaimana nanti tuhan akan meremuk kita karena memperkosa bumi,
membunuh malaikat, menetas ajal panjang tiada penghabisan?
kamu belum melihatnya, langit menjadi beracun, hujan mendendam
dan bumi yang kita injak-injak menerkam habis raja para binatang: manusia

kalau aku sempat hidup melihatnya, bawa aku ke sana…
aku ingin sekali lagi menarikan kematian dan dendam yang membusuk di
sepi-sepi rusukku. selamat datang malam…



lab komputer SWB, 1 Nopember 2009

0 komentar:

Posting Komentar