Rabu, 02 Februari 2011
Laki-laki itu bicara dengan hujan.
sudah berjam-jam ia duduk dan berkomat-
kamit pada derai langit yang menelusup pori-pori,
membasahi matanya yang tak awas lagi.
perjalanan tak membuatnya lelah
meski ia jadi merasa tua seketika.
luka-lukanya tak membuatnya lemah.
namun tak jarang ia berkesah pada tetes darah
yang mewarnai jejaknya.
sampai di mana kini?
pengembaraan membawanya ke nadi-nadi bumi.
ke jantung laut, ke perut neraka.
di mescusuar-mercusuar.
di menara-menara kota.
di toko-toko senjata.
di medan-medan laga.
tapi tak sekalipun ia merasa sampai di mana-mana.
ke mana pun ia pergi hujan selalu tampak sama,
seperti hujan yang ia ajak bercengkerama
sore ini.
matahari tetap sama warna.
senja tak berhenti membara.
dan manusia tak berhenti nestapa.
mungkin esok, lusa, dan waktu yang akan datang
perjalanan akan berakhir.
tapi tidak hari ini, bukan kali ini.
"selama matahari masih menyinari,
dan langit menaungi kepala ini,
jasadku menolak untuk berhenti."
Februari 2011
0 komentar:
Posting Komentar