Kamis, 29 April 2010
aku mengamati kerangka gedung yang
tertanam di lapang sebuah nisan.
perlahan ia berdiri di atas kematian,
menanduk kubah langit seperti
menggugat kedigdayaan cakrawala yang biru.
ya, memang hanya biru dengan sisa-sisa cat putih
yang ditorehkan Tuhan di sana. Mungkinkah Ia
melukis cahaya di suatu tempat, lantas membersihkan
sisa cat pada kuasnya di sana?
bayangannya menjatuhi rumah kami,
sawah, gunung, hutan, dan semua yang
terserak mengelilingi makam.
hitam seperti tumpahan tinta.
membayangi rumah kami
seolah telah menjadi malam.
sementara ujungnya menusuk ke langit,
menulis kaligrafi pada kanvas biru Tuhan.
surat tantangan.
"Bukan hanya tangan Tuhan yang bisa melukis.
Manusia dapat mengukir malam pada ciptaan.
Kalau Kau tak mau turun, kami yang naik."
29 April 2010
Lab komputer SWB
0 komentar:
Posting Komentar