Jumat, 30 April 2010
Tadi pagi teman saya memberi tahu saya situs sarap ini, ffffound.com. Kocak deh. Masukin blog aja...
Dunia ini penuh omong kosong seperti puisi yang kubuat. Dunia ini sarat kepedihan, seperti hatiku sebagai manusia. Namun hidupku tak putus berharap bahkan saat jawaban tak ada lagi.
aku mengamati kerangka gedung yang
tertanam di lapang sebuah nisan.
perlahan ia berdiri di atas kematian,
menanduk kubah langit seperti
menggugat kedigdayaan cakrawala yang biru.
ya, memang hanya biru dengan sisa-sisa cat putih
yang ditorehkan Tuhan di sana. Mungkinkah Ia
melukis cahaya di suatu tempat, lantas membersihkan
sisa cat pada kuasnya di sana?
bayangannya menjatuhi rumah kami,
sawah, gunung, hutan, dan semua yang
terserak mengelilingi makam.
hitam seperti tumpahan tinta.
membayangi rumah kami
seolah telah menjadi malam.
sementara ujungnya menusuk ke langit,
menulis kaligrafi pada kanvas biru Tuhan.
surat tantangan.
"Bukan hanya tangan Tuhan yang bisa melukis.
Manusia dapat mengukir malam pada ciptaan.
Kalau Kau tak mau turun, kami yang naik."
29 April 2010
Lab komputer SWB
Ini salah satu gambar yang betul-betul sulit. Sosok Nikita Willy di cover salah satu majalah Hai sangat cantik dan menarik. Karena itu, saya pun coba menggambarnya. Ternyata tidak semudah yang saya kira. Mata, hidung, dan lebih-lebih bibirnya betul- betul sulit digambar. Komposisi ini belum pernah saya coba sebelumnya, sebab tipe wajahnya tergolong baru untuk saya. Mata yang lebar, hidung yang mancung, dan bibir yang tebal sungguh kombinasi yang sangat cantik dan luar biasa sulit digambar. Saya harus mampu mengahadirkan semua itu tanpa menghilangkan kecantikannya. Ini hasilnya. Betul-betul kerja keras. Saya harap tidak terlalu buruk. Hanya ini yang bisa saya capai.
Saya selalu membayangkan bagaimana rupa Yesus ketika Dia masih muda. Mungkin Ia membantu ayah-Nya di bengkel mereka secara rutin dan penampilannya seperti tukang. Otot-Nya cukup terbentuk. Tubuh-Nya tegap dan cukup kencang, karena terbiasa dengan pekerjaan kasar. Saya tidak yakin kalau saat itu Ia terlihat seperti Tuhan. Tapi yang jelas inilah bayangan saya tentang Dia, Yesus si anak tukang kayu.
Dalam sebuah jamuan makan malam resmi, seorang ambasador dari negara barat (ketika mengambil makanan) berusaha untuk ramah terhadap seorang nyonya pejabat Indonesia yang berada di-depannya :
Ambasador : "Do you like salad ?"
Dikira nanya'in sholat, sang nyonya menjawab : "Oh yes, five times a day."
Ambasador : "Wow, that's very healthy. What kind of dressing do you like for salad ?
Nyonya : "Mukena, of course."
Sang ambasador berpikir keras,dalam hatinya dia berkata, "That must be a new dressing for salad I never knew before."
Ketika sampai di bagian chinese food, sang nyonya mencoba membalas keramahan si ambasador. Meski bahasa Inggris pas-pasan, tapi sang nyonya nekad. Sambil nyendok mie yang masih panas sang nyonya berusaha menjamu tamunya dengan baik dan menawarkan mie tersebut :
"Do you like mie ?"
Ambasador bingung, dipikirnya me = saya : "Eeeeem ..... yes….. with all my respect."
Nyonya (dengan mantap menimpali lagi) : "Still hot .. you know."
Ambasador : ?????@?x???? $
|